- Sulawesi Tenggara
Deskripsi
Pegunungan Tangkelemboke dengan puncak Osu Nandooto (2.421 mdpl) merupakan puncak tertinggi kedua di Provinsi Sulawesi Tenggara, setelah Gunung Mekongga. Titik puncaknya berada di perbatasan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara. Jalur pendakian menuju Puncak Osu Nandooto baru dibuka pada Agustus 2023 oleh Tim Mahacala UHO, setelah sebelumnya sempat gagal mencapai puncak pada tahun 2014. Hingga saat ini, jalur pendakian masih melalui basecamp utama di Desa Nesoi, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, yang terletak di sisi selatan puncak Osu Nandooto. Fasilitas pendakian belum tersedia, baik di basecamp maupun sepanjang jalur pendakian. Para pendaki bisa menginap di rumah warga atau di rumah Kepala Desa Nesoi. Untuk mencapai Desa Nesoi dari Kota Kendari, perjalanan dimulai menuju Kota Unaaha (ibu kota kabupaten) dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dari Unaaha ke Desa Nesoi (Kecamatan Latoma) dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam, tergantung kondisi jalan yang dipengaruhi oleh musim. Saat musim hujan, kondisi jalan cenderung memburuk dan memperlambat waktu tempuh. Saat pertama kali dirintis, jalur pendakian terdiri dari tujuh titik camp sebelum mencapai puncak. Perjalanan dari Basecamp Utama di Desa Nesoi hingga Camp 3 akan menyusuri Sungai Latoma. Di sepanjang jalur ini, kebutuhan air cukup terpenuhi. Namun, mulai dari Camp 3 hingga puncak, ketersediaan air mulai terbatas. Pegunungan Tangkelemboke dikenal kaya akan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Berbagai jenis tumbuhan dan satwa endemik dapat dijumpai dengan mudah di kawasan ini. Frekuensi perjumpaan dengan anoa (sejenis sapi endemik Sulawesi) cukup tinggi, terutama di jalur antara Camp 4 hingga Camp 7. Selain anoa, fauna lain yang sering ditemui meliputi burung rangkong, ular piton, tupai, monyet Sulawesi, babi hutan, belut sungai, dan lain sebagainya. Dari sisi flora, beragam jenis tumbuhan seperti anggrek, begonia, kantung semar, pohon cantigi, rotan, palem-paleman, pandan hutan, dan tanaman lainnya tumbuh subur di sepanjang jalur pendakian. Medan pendakian sangat bervariasi. Dari Basecamp Utama di Desa Nesoi menuju Camp 1 (270 mdpl) melewati jalan setapak dan kebun milik warga. Jalur dari Camp 1 hingga Camp 3 (800 mdpl) menyusuri sungai dan hutan primer. Sedangkan dari Camp 3 hingga puncak, pendaki akan melintasi hutan primer dan wilayah batuan kars yang menantang. Informasi ini dikontribusikan oleh Tim Mahacala UHO dan Muhammad Aris.

