- Pendakian
- 41
- Gunung
- 18
- Provinsi
- 4
Memang sengaja mau camping ceria di Pos 4, ternyata di Pos 4 udah kayak pasar malem ratusan tenda dengan segala lampu hiasnya. Sayang sekali pada ga dibolehin muncak, karena sehari sebelumnya ada laporan aktifitas vulkanik. Sebenernya emang udah dihimbau pas di pendaftaran kalo cuma boleh sampai Pos 4, cuman pada ngeyel maksa muncak dan ngedumel pas dilarang sama ranger yang udah berjaga di Pos 4.
Naik cuma berdua aja dan ga nemu orang lain di jalur ini, baru ketemu orang pas di puncak.
Kalo menurutku, ini jalur Merbabu tercakep.
Jalurnya enak banget ges, sepi juga.
Karena malamnya kedinginan di Pos 3 ga bisa tidur, paginya baru tidur sambil nungguin teman-teman yang muncak.
Capek ges, tidur di tenda aja sambil nungguin barang temen2 yang muncak.
Serem pokoknya mah.
Hujan badai waktu mau sampai puncak. Dari awal naik sampai turun kabut ga liat pemandangan apapun, bentuk gunungnya kayak gimana juga gatau.
Ketemu Saykoji di puncak.
Panggilan Alam X Jejak Poerpala
Para pria Teknik Geofisika Universitas Brawijaya 2014 X 2015.
Tahun baru 2016 kayaknya. Jauh banget rasanya.
3 jam tektok naik seorang diri.
Naik via Cangar yaitu dari Agro Technopark Universitas Brawijaya, yang merupakan jalur tidak resmi, tetapi aman karena naik bareng dosen dan warga lokal dalam rangka kuliah lapangan vulkanologi.
5 serangkai.
Bersama teman-teman Panggilan Alam (Jurusan Fisika Universitas Brawijaya 2014)
Camp di Pos 2, summit attcak pagi sampai puncak jam 5 sore.
Pendakian massal bersama teman-teman rumah. Tahun baru 2015 kalau tidak salah.
Bersama 2 teman dari T. Industri UPN Yogyakarta.
Lintas Tambi - Kledung.
Tidak sampai puncak karena seluruh anggota sebanyak 10 orang kelelahan (bersama teman-teman pemula belum pernah naik gunung, berat badan berlebih, dan kurang persiapan).
Tidak sampai ke puncak karena badai.
Tidak sampai ke puncak karena memang hanya berencana sampai Pasar Bubrah
Jalur landai dan cukup mudah sampai ke Kalimati. Hanya di Tanjakan Cinta yang cukup menguras tenaga. Dari Kalimati sampai ke puncak barulah pendakian sebenarnya. Summit jam 1 dini hari baru sampai puncak jam 7 pagi karena sempat tertidur di jalan (jangan ditiru, karena sangat berbahaya, bisa terkena hipotermia atau kejatuhan longsoran batu).
Bersama teman SMA, tapi lupa dulu gimana ceritanya sampai puncak apa engga.
Tidak sampai puncak karena tiduran di pos 5, menunggu barang dan teman-teman yang muncak saat pendakian massal bersama kelompok pecinta alam SMA.
Setelah Pos Pemancar track sangat berdebu di musim kemarau. Saat di bukit terakhir sebelum puncak terdapat tanjakan yang mengharuskan memanjat tebing batu.
Pendakian pertama kali saat masih SMA saat acara pendakian massal kelompok pecinta alam sekolah. Mengalami dehidrasi dan halusinasi saat turun gunung. Selamat karena terus berjalan bersama teman-teman sampai basecamp.